Selasa, 17 Juli 2012

0 Pengalaman Hidupku

Rabu, 11 Juli 2012

0 Pengalaman Hidupku

Saya terlahir ke dunia ini dalam keadaan normal sebagaimana manusia lainnya. Saya lahir 10 Januari 1967 di sebuah desa kabupaten simalungun, namun sekalipun lahir normal sejak umur lima tahun kebutaan menimpa hidup saya sampai saat ini. Oleh kedua orangtua pada tahun 1975 saya dihimbau masuk kesebuah panti asuhan "Hepata" yang diasuh gereja "HKBP" yang berada di desa SintongMarnipi Laboti. Lima tahun saya di tempat tersebut dan ada banyak ketrampilan yang saya dapatkan dengan harapan akan dapat mendatangkan rezeki menyambung hidup. Pada tahun 1959 saya meninggalkan panti asuhan tersebut dan pada tahun itu juga kembali memasuki lembaga panti asuhan yang memberi peluang bagi tunanetra memperoleh pendidikan. Disinilah saya memulai perjalanan hidup dengan penuh semangat yang didukung keluarga dan banyak pihak yang empati terhadap saya sehingga jejang pendidikan sejak Sekolah dasar, SMP, SMP serta perguruan tinggi theologi dapat saya selesai dengan baik. Di sekolah dasar saya selesaikan di Yayasan Tunanetra yang berdomisilih di Km.21,5 Tanjung Morawa Medan. Sedangkan SMP di Sekolah Nusantara Lubuk Pakam, dan SMA di Perguruan Trisakti Lubuk Pkam, dan selanjutnya pada tahun 1989 saya memasauki sekolah tinggi Theologi di Bandar Baru Sibolangit yang dahulu bernama ITA (Institut Thelogi Alkitabiah) Bandar baru, dan tahun 1996 saya diizinkan Tuhan selesai dari perguruan tersebut. Ada banyak problema yang terjadi dalam hati, sejuta pertanyaan yang timbul. Akan kemana gelar sarjana tersebut dibawa agar menjadi aktual, karena sungguhpun telah menyandang gelar sarjana belum tentu ada lembaga yang mempekerjakan seorang penyandang cacat. Namun demikian pikiran dan pergumulan demikian, bukan pikiran dan pergumulan Tuhan, Dia membuka jalan melalui hambanyaNya sehingga sampai hari ini dapat melayani Tuhan di Gereja Methodist Indonesia. Tuhan mengizinkan saya pada tahun 2022 melalui Kon-Tah menerima Pentabisan kependetaan di GMI.
Tahun 1997 saya menikah dengan menikahi seorang wanita yang luarbiasa cantik yaitu Farida br. Manurung yang berasal dari lubuk Pakam, sekalipun pernikahan tersebut tidak direstui oleh kedua orangtuanya oleh karena kebutaan yang saya sandang, Tapi Tuhan baik, Dia menjadikan semuanya menjadi baik dan adil. Kami telah dikarunia empat orang anak yaitu Sondang Selida AP.Tuti anak kami yang pertama, Luselman KanKantate Fransius anak kedua, Imanuyel Saut Parulian anak yang ketiga dan Blesskezia anak kami yang keempat, jadi kami dikarunia dua putri dan dua putra.
Bicara tentang kisah cinta dengan wanita pujaan hati ini adalah bicara perjuangan. Cinta itu berawal ketika kami ada di Yayasan Pendidikan Tunanetra tanjung Morawa, entah kenapa cinta itu muncul. Namun Inilah pekerjaan Tuhan, lima tahun kami berteman sebagai pacar, lima tahun itu pula cinta kami penuh ancaman dan gelora.
Sebagai pelayan Tuhan ada banyak yang indah, namun ada banyak juga tantangan yang timbul karena ketunanetraan yang saya sandang, namun demikian, saya menyadari bahwa Tuhanlah penolong dan mengatur segala sesuatu bahwa bagaimana pun kondisi umatNya asal mau dan rela dibentuk karuniaNya pasti diberi. Dalam pelayanan yang saya lakukan, saya senantiasa didampingi oleh isteri dan dengan setia telah melakukan itu dengan tidak menggerutu dan sungut-sungut, oleh karena itu tidak tidak bertujuan mendewakan isteri bagiku dia adalah "wanita perkasa dan luarbiasa".
Bagi saya bahwa pelayanan akan terus mengalami perkembangan, sesuai dengan berjalannnya waktu dengan berbagai kemanjuannya, oleh sebab itu sebagai pelayan harus tetap belajar berbenah diri sehingga akan terus diperlengkapi dan akan tetap seimbang. Memang tanpa Tuhan usaha akan sia-sia, itulah sebabnya kami senantiasa minta hikmat dari Tuhan sehingga di berbagai keterbatasan yang ada Dia menolong.
Dalam rangka itulah, Juli 2009 saya kembali mencoba mengambil wawasan yang baru dengan belajar di STT Cipanas dan telah selesai dengan penghargaan M.Div. Sekalipun hal tersebut belum menjadi jawaban di tengah-tengah pelayanan. Nah, sekarang saya sedang melayani di GMI "Yosua" trimomukti dan GMI "Rehobot" Bumi Jaya Lampung Selatan, telah sembilan tahun saya ada disini sebagai gembala dan ada banyak kuasa Tuhan boleh nyata di tengah-tengah pelayanan yang terus kami galang bersama majelis dan jemaat.
Dalam perjalanan pelayanan selanjutnya, kami hanya pasrah pada Tuhan, karenaNyalah saya dan keluarga bisa tetap melayani di dalam dunia, kekurangan yang ada pada saya tidak menjadi hambatan, namun saya hanya berharap, agar hidup ini boleh berarti bagi sesama dan kemuliaan bagi Yesus.
Bagi bapak ibu, mohon dukung kami dalam doa, sehingga lewat pelayanan yang kami lakukan dimana pun kami ada Tuhan dimuliakan.
Cacatanpribadi, ada banyak orang yang demikian besar doa-doanya sehingga saya bisa sampai hari ini: Beberapa orang yang demikian banyak itu adalah:
Pendeta Balosan Rajagukguk yang telah mengakses saya masuk ke Panti Asuhan "Hepata" dan juga ke "Yapentra"
Pendeta DR. L. Tobing (Alm) BIshop GKPI.
Pendeta Simson Tarigan, Pendeta di GKPI, (pernah menjabat direktur Yapentra)
Pendeta DR. H. Dolok Sarebu Pendeta GMI ketika menjabat rektor di ITA.
Pendeta PW. Bone yang terus memberi motipasi dan dorongan dan pertama sekali memberi akses pada kehadiran kami di GMI.
Kedua orangtua yang terus berbuat yang perlu bagi saya sejak kecil.
Semua Pendeta GMI yang telah memberi kesempatan bagi kami lewat kontah menerima pentabisan kependetaan.
Istri yang saya kasihi yang sudah mengabdikan hidupnya bagi Tuhan dan bagi saya
dan juga kehadiran anak-anak bagi saya turut memberi semangat.
Pengalaman ini saya tuliskan hanyalah salah satu cara saya mengagumi Yesus yang telah memanusiakan saya di dalam dunia ini, terpujilah Tuhan!

Jumat, 06 Juli 2012

0 tesis gambar diri seorang tunanetra

 

Grace Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates